Senin, 10 Januari 2011

tugas aver

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN AVERTEBRATA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Sistematika Hewan Avertebrata



LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN AVERTEBRATA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Sistematika Hewan Avertebrata




Oleh:

Irfan Suryadi (07640044 )

Anggi Fanani (09640006)

Afrizka Premana Sari (09640017)

Rubiyati Rahayu (09640028)

Ana Zahro 'Asadah (09640036)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah mencipta semua yang ada pada diri kita, semua yang ada di seluruh bumi tanpa terkecuali. Hanya kepadaNya lah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita bermohon pertolongan. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada pembawa berita gembira, penyebar cahaya kebenaran, Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabat. Semoga Allah meridhoi mereka dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.

Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya makalah "Laporan Observasi Lapangan Praktikum Sistematika Hewan Avertebrata" dapat diselesaikan dengan baik. Observasi dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2010 yang bertempat di Bumi Perkemahan Babarsari dan tanggal 20 November 2010 di Pantai Siung. Praktikum lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan mahasiswa (praktikan) dalam mengenal berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada di darat maupun di laut, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi.

Penyusun mengucapkan terumakasih kepada seluruh pihak terkait yang senantiasa membantu dalam observasi atau pun penyusunan makalah ini, baik kepada dosen, asisten, laboran, teman-teman, maupun orang tua yang tak lelah memotivasi. Penyusun pun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari sempurna. Karena hal tersebut, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan bagi makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

Yogyakarta, 01 Januari 2010

APenyusun,

Kelompok VII

Daftar Isi

Judul ....................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ....................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4

B. Tujuan ............................................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 6

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 9

A. Hasil Pengamatan ............................................................................................... 9

B. Pembahasan ………………………………………………………………….. 19

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

Lampiran ................................................................................................................ 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik flora maupun fauna. Kekayaan ini dapat memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat Indonesia. pengetahuan yang memadai dan pemanfaatan yang baik tentunya akan cukup sekali dalam memakmurkan bangsa ini. Di dunia ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang sudah teridentifikasi, dan dalam kehidupan sehari-hari kita lebih sering menjumpai hewan vertebrata dari pada avertebrata. Padahal sebenarnya jumlah spesies vertebrata hanya 5% dan selebihnya merupakan avertebrata.

Avertebrata dapat didefinisikan sebgai hewan yang tidak bertulang belakang, sedangkan vertebrata merupakan hewan yang bertulang belakang. Avertebrata atau invertebrata terdiri dari beberapa filum, yaitu porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan rongga perut), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelminthes (cacing gilik), annelida (cacing berbuku-buku), echinodermata (hewan kulit duri), mollusca (hewan lunak), dan arthropoda (hewan kaki berbuku-buku).

Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai habitat dan persebaran serta keanekaragaman hewan avertebrata yang ada di lingkungan sekitar, maka kami melakukan observasi lapangan hewan avertebrata. Dengan tujuan untuk memudahkan mahasiswa (praktikan) dalam mengenal berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada di darat maupun di laut, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi. Obervasi dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2010 yang bertempat di Bumi Perkemahan Babarsari dan tanggal 20 November 2010 di Pantai Siung. Kami membatasi objek pengamatan dengan hanya mengambil tiga (3) filum yaitu filum annelida, filum arthropoda, dan filum mollusca.

B. Tujuan

1. Mengenal objek keanekaragaman hewan avertebrata di laut maupun di darat.

2. Observasi berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada pada laut maupun darat, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi.

3. Mempelajari ciri-ciri penting untuk klasifikasi dan identifikasi serta ciri khas yang dimilikinya.

4. Mengoleksi objek (hewan) yang ditemukan dalam awetan basah dan awetan kering.

BAB II

DASAR TEORI

Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Setiap jasad hidup di laut atau yang hidup dimana saja atau setiap benda yang ada, setiap manusia mulai mengembangkan bahasa, setiap hewan laut maupun tumbuh-tumbuhan mempunyai nama ilmiah yang berbeda, nama ilmiah yang sama berlaku bagi semua jasad hidup yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Salah satu upaya untuk memberikan nama hewan dan mengelompokkan hewan dilakukan oleh Aristotle (384-322 SM), yakni seorang filosof dan ilmuwan yunani, ia mengelompokkan hewan-hewan kedalam kelompok yang mempunyai darah dan tidak mempunyai darah, sayangnya dia tidak mengenal darah jika warnanya tidak merah, sedangkan banyak tipe darah yang tidak mempunyai pigmen warna merah atau berwarna bening. Baru pada abad ke 18 pengelompokan yang tepat dilakukan dengan menggunakan sistem penamaan yang dirancang oleh Caroleus Linnaeus (1707-1778), seorang naturalis swedia sistem ini diperbaiki ketika Lamarck (1774-1829), nama lengkapnya Jean Baptise Piere Antoine Monet Lamarck, seorang naturalis perancis dan mulai membeda-bedakan bentuk-bentuk kehidupan menurut rancangan dasar dari organisasi jaringan dalam tubuh mereka, prinsip ini mulai suatu sistem penentu atau pembedaan satu tipe dari tipe yang lain sampai sekarang masih digunakan. (Romimohtarto, 2007).

Pada dasarnya jasad hidup yang mempunyai anatomi dean fisiologi yang serupa ditempatkan dalam satu kelompok kemudian tipe-tipe dalam kelompok yang mempunyai sifat yang sama ditempatkan dalam satu sub (anak)-kelompok dan seterusnya sampai kita mempunyai anak kelompok terakhir yang dapat dibedakan atas dasar sifat yang khas. Tingkat anak-kelompok yang terkecil ini dinamakan jenis (spesiaes). Jenis pada umumnya adalah sebuah kelompok atau populasi yang mampu melakukan perkembang biakan antar mereka.pada beberapa jenis, sifat –sifat yang khas yang lebih khusus lagi membagi-bagi jenis dalam anak-jenis (subspecies) atau ras (race), tetapi pada umumnya pembagian jasad hidup terkecil adalah jenis, pengelompokan diatas jenis adalah marga (genus). Marga ditulis dengan awalan huruf besar dan digaris bawahi atau dicetak miring. Nama jenis tidak didahului huruf besar tetapi juga digaris bawahi atau dicetak miring. Contohnya Cheilinius undulates (ikan Napoleon). Cheilinius nama marga dan undulates nama jenis, sistem ini pada prinsipnya sederhana tetapi menjadi rumit karena adanya pemberi benda yang diberi nama menurut ketentuan-ketentuan lain yang berlaku, ilmu tentang penamaan ini disebut Nomenklatur dan merupakan bagian dari taksonomi yaitu ilmu tentang klasifikasi dan identifikasi. (Romimohtarto, 2007).

Hewan dan tumbuhan baik di darat, air tawar, air laut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut klasifikasi ilmiah, mereka dinamai dan di kelompok-kelompokan menurut klasifikasi tersebut. Apa yang dinamakan biological nomenclature ( sistem kalsifikasi biologi) bermula pada abad ke- 18 ketika Linneaeus menggunakan cara untuk mengklasifikasikan semua biota dan menjadi terkenal dengan nama sistem nomenklatur Linneaus, sistem ini berdasarkan pada kesamaan morfologi dengan urutan kategori menurut hirarki. Mulai dari kelompok besar sampai kepada yang terkecil. ( Romimohtarto, 2007).

Kelompok-kelompok hewan besar dinamakan filum ( phyla = jamak ; phylum = tunggal ) masing-masing mempunyai sifat umum yang khas. Filum-filum utama atau yang lebih umum dikenal adalah Protozoa, Porifera, Colelenterata, Arthopoda, Mollusca, Echinodermata, dan Chordota. Kelompok-kelompok yang biasa digunakan untuk membagi-bagi filum adalah Kelas, ordo, suku, marga dan jenis kadang beberapa kelompok digunakan untuk hewan-hewan tertentu, yakni dengan menambahkan super (induk) dan sub (anak) pada pembagian kelompok yang sudah baku dan divisi juga di gunakan pada hewan-hewan tertentu. (Romimohtarto, 2007).

Filum Annelida merupakan jenis cacing yang bersegmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur seperti saluran pencernaan terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral. Selain itu ciri pada annelida yang tidak terdapat pada hewan lain yang lebih primitif adalah rongga tubuh yang besar berisi cairan. Rongga ini disebut selom, seluruhnya dilapisi mesoderm. Pada filum annelida telah ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga kelas. Kelas yang terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing palolo. Kelas kedua adalah Oligochaeta yang etrmasuk di dalamnya adalah cacing tanah dan beberapa cacing air tawar. Kelas ketiga, Hirudinea terdiri atas lintah. (Kimball, 1983)

Hewan lunak atau filum mollusca merupakan hewan yang betubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur. Sebagian besar mollusca hidup di laut dan beberapa di darat. Filum ini terbagi menjadi beberapa kelas dan anak kelas, yaitu:

    1. kelas bivalvia : memiliki dua cangkang yang menyelubungi tubuhnya.
    2. kelas gastropoda : meliputi keluarga keong dan kerabatnya siput telanjang. Bergerak dengan kaki perut.
    3. kelas chepalopoda: bergerak dengan mendorong kepalanya menggunakan kaki (alat gerak) yang termodifikasi menjadi tentakel yang biasanya memiliki alat penghisap. (Castro, 2005)
    4. kelas schapoda: "siput gigi" yang merupakan kelas kecil mollusca yang menghabiskan hidupnya terbenam di pasir.
    5. kelas polyplacopora: cangkangnya terdiri atas beberapa (biasanya delapan) lempeng terpisah yang timpang tidih. Contoh organismenya adalah Chiton sp.
    6. kelas monoplacopora: secara internal bersegmen yang sama seperti annelida, contohnya adalah Neopilina sp.(Kimball, 2005)

Filum arthropoda merupakan hewan yang memiliki kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Memiliki ciri-ciri bilateral simetris alat reproduksi terpisah, memiliki alat pencernaan sempurna, memiliki alat indera berupa mata facet dan mata ocelus, tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala, dada, dan perut. Filum ini terbagi menjadi lima kelas yaitu:

1. kelas arachnoidea: hewan-hewan kelas ini berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainya,tetapi dalam beberapa hal memiliki kesamaan yaitu:mereka tidak memiliki antena,tidak memiliki rahang yang sebenarnya,pasangan kaki pertama berupa capit yang dinamakan dengan kalisera(chelicera),dan tubuhnya biasanya terbagibagian depan,kepala-dada,dan bagian belakangabdomen.

2. kelas diplophoda: tubuh dapat dibedakan antara chepal,thorax,dan abdomen,tubuh berbentuk subsilindris,terdiri atas 25-100 segmen atau disebut diplosegmen dan jumlah tersebut tergantung spesiesnya. Pada thorax 1,2,3 trdapat sepasang apendix dan pada abdomen terdapat dua pasang apendix. Pada chepal terdapat sepasang antena pendek dan sepasang mata yang masing-masing terdiri atas sekelompok mata sederhana.contoh hewanya adalah: polydesmus sp atau kaki seribu.

3. kelas crustacea: Crustaceae merupakan hewan dengan kulit yang keras, yang terdiri dari zat kitin. Ciri utama hewan ini adalah mempunyai kepala-dada yang bersatu (cephalotoraks) dan perut (abdomern). Yang terdiri dari segmen-segmen (chepal 5, thorax 8 dan abdomen 6). Cephalothorax dilindungi oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakn rostrum. Mempunyai antenula dan antenna sebagai struktur indera. Dibawah rotrum terdapat mata bertangkai yang dapay digerakkan. Mulut terdapat pada permukaan ventral, dekat posterior kepala terdapat mandibula, sedangkan anus terletak dibagian ventral, telson terletak dibagian ujung posterior abdomen, uropod. Terdapat beberapa kaki renang dan kaki jalan, kaki jalan pertama termodifikasi menjadi cheliped. Hewan yang termasuk kelas ini adalah Uca sp. Penaeus sp.

4. kelas insecta: sering disebut serangga atau hesaphoda yang berasal dari kata heksa berarti 6,dan kata podos berarti pasang mata kaki,heksapoda berarti hewan berkaki enam. Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala,dada,dan perut. Pada kepala terdapat satu facet(majemuk),mata tunggal (ocellus),dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Alat mulut disesuaikan untuk:mengunyah,menghisap menjilat,dan menggigit. Dada atau thorax terdiri dari tiga ruas yaitu:prothorax,mesothorax,dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.

5. kelas chilophoda: tubuh dapat dibedakan chepal,thorax,dan abdomen. Tubuh pipih dorso-ventral ,terdiri atas 15-173 segmen,yang setiap segmenya memiliki sepasang kaki,kecuali pada dua segmen terakhir dan satu segmen tepat dibelakang kepala. Segmen tersebut membawa sepasang cakar racun yang disebutmaksilapoda yang digunakan untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang,sepasang mandibula,dan dua pasang maxila.hewan ini berkelamin terpisah. Contoh: Scolopendra sp(lipan/kelabang). .(Tim Praktikum Sistematika Avertebrata, 2010).

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Regenwurm1.jpg/250px-Regenwurm1.jpgPheterima sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Clitellata

Subclass : Oligochaeta

Order : Haplotaxida

Family : Megascolecidae

Genus : Pheretima

Spesies : Pheretima sp

Deskripsi :

Habitat di tanah lembab, tubuh bersegmen, sistem syaraf tangga tali, klitelum terdapat pada segmen ke-15, organ jantan ada di segmen ke-14, dan female gonopore ada di segmen ke-17 mulut berbentuk celah pada bagian anterior di bawah penjuluran dorsal yang disebut prostomium. (Oemarjati, 1991).

2. Achatina fulica

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Polmonata

Order : Stylommathopora

Family : Achatinidae

Genus : Achatina

Species : Achatina fulica, Ferussac 1821

Deskripsi :

Hidup terestrial kadang herbifor, tidak memiliki operkulum, Bekicot (Achatina fulica) memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya, serta bergerak lambat menggunakan kakinya. Bagian-bagian morfologi bekicot meliputi tentakel dorsal, mata, kepala, tentakel, kaki perut, sutura, apex dan ada yang mempunyai garis pertumbuhan pada cangkangnya. (Oemarjati, 1991).

3. Murex sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Prosobranchia

Order : Muricidae

Family : Muricidae

Genus : Murex

Species : Murex sp Linnaeus 1758

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, lapisan luar cangkang dipenuhi garis-garis spiral dan duri-duri, spire pendek, duri dan gigi menebal ke arah bibir luar cangkang, siphonal canal sangat panjang, kepala dilengkapi probosis retrakil yang panjang serta tentakel pendek. (Oemarjati, 1991).

4. Cypraea sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Order : Neotaeniglosa

Family : Cypraeidae

Genus : Cypraea

Species : Cypraea sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pasang-surut di antara batu karang yang banyak ditumbuhi alga, bentuk cangkang bulat telur dengan permukaan yang licin dan mengkilap, bentuk spiral tidak terlihat, bibir luar (aperture) dan dalam berwarna putih serta bergerigi. (Oemarjati, 1991).

5. Anadara sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Bivalvia

Order : Arcoida

Family : Arcidae, Lamarck 1809

Genus : Anadara, Gray 1847

Species : Anadara sp

Deskripsi :

Habitat di pantai, memiliki 2 cangkang berwarna putih, jalur-jalur radial yang terpusat ke arah umbo. Bergerak dengan kaki otot yang berbentuk seperti kapak. (Oemarjati, 1991).

6. Turbo sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Prosobranchia

Order : Archaeoastropoda

Family : Turbonidae

Genus : Turbo

Species : Turbo sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, lapisan luar berwarna coklat keabuan dengan belang-belang coklat tua dan dilingkari jalur-jalur berwarna hijau tua, permukaan cangkang agak kasar dan mengkilap. (Oemarjati, 1991).

7. Loligo sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Cephalopoda

Subclass : Coleoida

Order : Theutida

Family : Loliginidae

Genus : Loligo

Species : Loligo sp

Deskripsi :

Habitat di laut, cangkang terletak di dalam rongga mantel, berwarna putih transparan, tubuh langsing meruncing, mantel berwarna putih dengan bintik-bintik ungu, memiliki 6 lengan dan 2 tentakel yang panjang, juga memiliki siphon di dekat kepala dan 2 sayap lateral di bagian posterior. (Oemarjati, 1991).

8. Conus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Order : Neogastropoda

Family : Conoidae

Genus : Conus, Linnaeus 1758

Species : Conus sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, cangkang berbentuk khas yang meruncing, spire sangat pendek, body whorl agak besar dan panjang, kepala dengan sepasang tentakel, gigi radula berkembang menjadi penyengat untuk menyerang dan melumpuhkan mangsa. (Oemarjati, 1991).

9. Argiope sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Aracnida

Order : Araneae

Family : Araneidae

Genus : Argiope

Species : Argiope sp

Deskripsi :

Memiliki 4 pasang kaki + 1 pasang pedipalpus yang terdapat pada chepalothorax, pedipalpus à alat peraba dan pertahanan diri, spinneret àmenghasilkan benang. (Oemarjati, 1991).

10. Valanga sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Orthoptera

Family : Acridiodea

Genus : Valanga

Species : Valanga sp

Deskripsi :

Jenis sayap tebal dan tipis, jumlah sayap 3 pasang, mata ocelus dan majemuk, ovipositor jantan tertutup sedangkan betina terbuka, kaki 3 pasang di bagian thorax, mulut tipe pengigit dan pengunyah. (Oemarjati, 1991).

11. Apis indica

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Hymenoptera

Family : Apidae

Genus : Apis

Species : Apis indica

Deskripsi :

Memiliki 2 pasang sayap yang berselaput, bentuk mulut menggigit dan menghisap, mata majemuk, kaki 3 pasang di bagian thorax. (Oemarjati, 1991).

12. Aeshna sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda

Order : Odonata

Suborder: Anisoptera

Family : Aehnidae

Genus : Aeshna

Species : Aeshna sp

Deskripsi :

Memiliki dua pasang sayap bermembran, mulut tipe mengigit, mata majemuk, kaki 3 pasang pada thorax. (Oemarjati, 1991).

13. Periplaneta sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Blattodea

Family : Blattodae

Genus : Periplaneta

Species : Periplaneta sp

Deskripsi :

Habitat di tempat gelap, memiliki 2 pasang sayap, bentuk mulut tipe mengigit, mata majemuk, kaki 3 pasang pada thorax. (Oemarjati, 1991).

14. Papilio sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Papilionidae

Genus : Papilio

Species : Papilio sp

Deskripsi :

Memiliki 2 pasang sayap tipis seperti selaput, 2 jenis antena 1 pasang antenula dan 1 pasang antena, bentuk mata majemuk, 3 pasang kaki di bagian thorax dan abdomen. (Oemarjati, 1991).

15. Spirobolus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Diplopoda

Order : Chilognata

Family : Julidae

Genus : Spirobollus

Species : Spirobollus sp

Deskripsi :

Habitat Kaki Seribu terdapat di serasah, tubuh bersegmen dengan jelas, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki, alat pertahanan diri dengan menggulung. (Oemarjati, 1991).

16. Scolopendra sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Chilopoda

Order : Scolopendromorpha

Family : Scolopendridae

Genus : Scolopendra

Species : Scolopendra sp

Deskripsi :

Dikenal dengan nama kelabang, habitat pada serasah, memiliki segmen yang jelas, setiap segmen memiliki sepasang kaki, pada bagian anterior memiliki sepasang poison claw, mata ocelus. (Oemarjati, 1991).

17. Uca sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Crustaceae

Order : Decapoda

Family : Ocypodidae

Genus : Uca

Species : Uca sp

Deskripsi :

Habitat yuyu ini ada di sungai, memiliki 5 pasang kaki satu pasang termodifikasi menjadi chelliped, 3 pasang untuk jalan, sepasang sebagai penopang tubuh, letak kaki pada abdomen, mata majemuk bertangkai. (Oemarjati, 1991).

18. Penaeus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Malacostraca

Order : Decapoda

Family : Penaeuidae

Genus : Penaeus

Species : Penaeus sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pesisir atau bisa di tambak, memiliki kaki renang 5 pasang (pleopod), dan 6-7 pasang kaki renang (peripod), letak kaki pada setiap segmen, mata majemuk bertangkai. (Oemarjati, 1991).

B. Pembahasan

DSC00349.JPGLokasi yang digunakan dalam observasi hewan avertebrata adalah di bumi perkemahan Babarsari dan Pantai Siung. Kondisi geografis bumi perkemahan Babarsari berbatasan dengan jalan raya di bagian selatan, sungai di bagian utara, lapangan bola di barat, dan sebelah timur berbatasan dengan sawah. Koordinat nya Lintang Selatan: -7.757174, Bujur Timur:110.400066 Desa Condong Catur , Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah ini dibagi menjadi tiga plot pengambilan objek, yaitu kawasan tanah lapang, kebun, dan sawah. Di daerah tanah lapang kami mendapatkan hewan-hewan berupa serangga dari filum arthropoda yaitu Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp. Sedangkan di sekitar kebun kami mendapatkan Spirobolus sp, Scolopendra sp yang ditemukan di serasah-serasah daun yang membusuk dan Periplaneta sp yang ada di sela-sela tanah di bawah pohon, serta beberapa mollusca dan satu dari annelida di kebun yaitu Pheretima sp dan Achatina fulica. Uca sp, dan Penaeus sp dari filum atrhropoda, kami dapatkan di kawasan sawah tepatnya di sungai sekitar sawah.

Lokasi Pantai Siung berada di kawasan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul sekitar 70 km dari pusat kota Yogyakarta. Selain terkenal dengan pasir putih dan karangnya, ternyata di balik karang-karang dan di hamparan pasir banyak ditemukan hewan-hewan avertebrata air. Dengan membagi kawasan pengamatan menjadi dua plot yaitu pesisir pantai dan karang, kami mendapatkan beberapa hewan Mollusca, yaitu Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, Anadara sp, dan Loligo sp.

Setelah pengambilan objek pengamatan, maka selanjutnya adalah tahap pengidentifikasian dan pengklasifikasian. Dengan bantuan literatur dan asisten maka setiap objek dapat diketahui klasifikasi dan deskripsinya. Namun, kami menemukan satu hewan yang belum kami ketahui namanya, hewan tersebut ditemukan di daerah sekitar kebun. Bentuknya menyerupai mollusca dan setengah annelida.

Selanjutnya setelah diketahui identitas dan kedudukan objek dalam takson, kami melakukan tahap pengkoleksian yaitu dengan awetan basah dan kering. Sebelum diawetkan masing-masing hewan dimatikan terlebih dahulu dengan cara dibius kloroform, kemudian untuk awetan basah disimpan dalam stoples berisi formalin 4%. Hewan yang kami jadikan awetkan basah adalah Loligo sp, Spirobolus sp, Scolopendra sp, Pheretima sp dan Achatina fulica, Uca sp, dan Penaeus sp. Sedangkan awetkan kering terdiri dari Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp dan Periplaneta sp yang disatukan dalam boks insektarium. Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, dan Anadara sp disimpan tersendiri dalam plastik-plastik kecil. (Gambar awetan terlampir)

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Keanekaragaman hayati dapat dipelajari secara langsung di alam baik di darat maupun di laut

2. Identifikasi dilakukan dengan cara mendeskripsikan ciri khas atau karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing spesies.

3. Keanekaragaman hewan dikelompokkan dalam takson-takson yang mana setiap tingkatan takson menampakkan karakteristrik yang khas. Dalam observasi ini kami mendapatkan delapan belas spesies dari tiga filum yaitu tujuh spesies dari filum mollusca yang terdiri dari Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, Anadara sp, Lloligo sp dan Achatina fulica, sepuluh dari filum arthropoda yang terdiri dari Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp, Spirobolus sp, Scolopendra sp, Periplaneta sp, Uca sp, Penaeus sp, dan satu dari filum annelida yaitu Pheretima sp.

4. Awetan hewan dapat dibagi dua yaitu awetan basah yang mana dimasukkan ke dalam toples berisi formalin dan awetan kering yang disimpan dalam boks insektarium.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, 1994. Zoologi Dasar. Jakarta. Penerbit Erlangga

Castro, Peter dan Michael Huber. 2005. Marine biologi. New York: The McGraw Hill Companies.

Kimball, John W. 1983. Bologi, jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Oemarjati, Boen S. 1990. Taksonomi Hewan Avertebrata. Yogyakarta: UGM Press

Romimohtarto, Kasijan. 2005. Biologi Laut:Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan Anggota IKPI

Suwignyo, dkk.

Tim Praktikum Sistematika Avertebrata. 2010. Petunjuk Praktikum Sistematika Avertebrata. Yogyakarta: UIN Press.

.

www.wikimaps.com

LAMPIRAN




(Insektarium)




(awetan basah)


Oleh:

Irfan Suryadi (07640044 )

Anggi Fanani (09640006)

Afrizka Premana Sari (09640017)

Rubiyati Rahayu (09640028)

Ana Zahro 'Asadah (09640036)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah mencipta semua yang ada pada diri kita, semua yang ada di seluruh bumi tanpa terkecuali. Hanya kepadaNya lah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita bermohon pertolongan. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada pembawa berita gembira, penyebar cahaya kebenaran, Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabat. Semoga Allah meridhoi mereka dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.

Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya makalah "Laporan Observasi Lapangan Praktikum Sistematika Hewan Avertebrata" dapat diselesaikan dengan baik. Observasi dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2010 yang bertempat di Bumi Perkemahan Babarsari dan tanggal 20 November 2010 di Pantai Siung. Praktikum lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan mahasiswa (praktikan) dalam mengenal berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada di darat maupun di laut, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi.

Penyusun mengucapkan terumakasih kepada seluruh pihak terkait yang senantiasa membantu dalam observasi atau pun penyusunan makalah ini, baik kepada dosen, asisten, laboran, teman-teman, maupun orang tua yang tak lelah memotivasi. Penyusun pun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari sempurna. Karena hal tersebut, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan bagi makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

Yogyakarta, 01 Januari 2010

APenyusun,

Kelompok VII

Daftar Isi

Judul ....................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ....................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4

B. Tujuan ............................................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 6

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 9

A. Hasil Pengamatan ............................................................................................... 9

B. Pembahasan ………………………………………………………………….. 19

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

Lampiran ................................................................................................................ 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik flora maupun fauna. Kekayaan ini dapat memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat Indonesia. pengetahuan yang memadai dan pemanfaatan yang baik tentunya akan cukup sekali dalam memakmurkan bangsa ini. Di dunia ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang sudah teridentifikasi, dan dalam kehidupan sehari-hari kita lebih sering menjumpai hewan vertebrata dari pada avertebrata. Padahal sebenarnya jumlah spesies vertebrata hanya 5% dan selebihnya merupakan avertebrata.

Avertebrata dapat didefinisikan sebgai hewan yang tidak bertulang belakang, sedangkan vertebrata merupakan hewan yang bertulang belakang. Avertebrata atau invertebrata terdiri dari beberapa filum, yaitu porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan rongga perut), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelminthes (cacing gilik), annelida (cacing berbuku-buku), echinodermata (hewan kulit duri), mollusca (hewan lunak), dan arthropoda (hewan kaki berbuku-buku).

Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai habitat dan persebaran serta keanekaragaman hewan avertebrata yang ada di lingkungan sekitar, maka kami melakukan observasi lapangan hewan avertebrata. Dengan tujuan untuk memudahkan mahasiswa (praktikan) dalam mengenal berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada di darat maupun di laut, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi. Obervasi dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2010 yang bertempat di Bumi Perkemahan Babarsari dan tanggal 20 November 2010 di Pantai Siung. Kami membatasi objek pengamatan dengan hanya mengambil tiga (3) filum yaitu filum annelida, filum arthropoda, dan filum mollusca.

B. Tujuan

1. Mengenal objek keanekaragaman hewan avertebrata di laut maupun di darat.

2. Observasi berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan avertebrata yang berada pada laut maupun darat, dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi.

3. Mempelajari ciri-ciri penting untuk klasifikasi dan identifikasi serta ciri khas yang dimilikinya.

4. Mengoleksi objek (hewan) yang ditemukan dalam awetan basah dan awetan kering.

BAB II

DASAR TEORI

Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Setiap jasad hidup di laut atau yang hidup dimana saja atau setiap benda yang ada, setiap manusia mulai mengembangkan bahasa, setiap hewan laut maupun tumbuh-tumbuhan mempunyai nama ilmiah yang berbeda, nama ilmiah yang sama berlaku bagi semua jasad hidup yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Salah satu upaya untuk memberikan nama hewan dan mengelompokkan hewan dilakukan oleh Aristotle (384-322 SM), yakni seorang filosof dan ilmuwan yunani, ia mengelompokkan hewan-hewan kedalam kelompok yang mempunyai darah dan tidak mempunyai darah, sayangnya dia tidak mengenal darah jika warnanya tidak merah, sedangkan banyak tipe darah yang tidak mempunyai pigmen warna merah atau berwarna bening. Baru pada abad ke 18 pengelompokan yang tepat dilakukan dengan menggunakan sistem penamaan yang dirancang oleh Caroleus Linnaeus (1707-1778), seorang naturalis swedia sistem ini diperbaiki ketika Lamarck (1774-1829), nama lengkapnya Jean Baptise Piere Antoine Monet Lamarck, seorang naturalis perancis dan mulai membeda-bedakan bentuk-bentuk kehidupan menurut rancangan dasar dari organisasi jaringan dalam tubuh mereka, prinsip ini mulai suatu sistem penentu atau pembedaan satu tipe dari tipe yang lain sampai sekarang masih digunakan. (Romimohtarto, 2007).

Pada dasarnya jasad hidup yang mempunyai anatomi dean fisiologi yang serupa ditempatkan dalam satu kelompok kemudian tipe-tipe dalam kelompok yang mempunyai sifat yang sama ditempatkan dalam satu sub (anak)-kelompok dan seterusnya sampai kita mempunyai anak kelompok terakhir yang dapat dibedakan atas dasar sifat yang khas. Tingkat anak-kelompok yang terkecil ini dinamakan jenis (spesiaes). Jenis pada umumnya adalah sebuah kelompok atau populasi yang mampu melakukan perkembang biakan antar mereka.pada beberapa jenis, sifat –sifat yang khas yang lebih khusus lagi membagi-bagi jenis dalam anak-jenis (subspecies) atau ras (race), tetapi pada umumnya pembagian jasad hidup terkecil adalah jenis, pengelompokan diatas jenis adalah marga (genus). Marga ditulis dengan awalan huruf besar dan digaris bawahi atau dicetak miring. Nama jenis tidak didahului huruf besar tetapi juga digaris bawahi atau dicetak miring. Contohnya Cheilinius undulates (ikan Napoleon). Cheilinius nama marga dan undulates nama jenis, sistem ini pada prinsipnya sederhana tetapi menjadi rumit karena adanya pemberi benda yang diberi nama menurut ketentuan-ketentuan lain yang berlaku, ilmu tentang penamaan ini disebut Nomenklatur dan merupakan bagian dari taksonomi yaitu ilmu tentang klasifikasi dan identifikasi. (Romimohtarto, 2007).

Hewan dan tumbuhan baik di darat, air tawar, air laut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut klasifikasi ilmiah, mereka dinamai dan di kelompok-kelompokan menurut klasifikasi tersebut. Apa yang dinamakan biological nomenclature ( sistem kalsifikasi biologi) bermula pada abad ke- 18 ketika Linneaeus menggunakan cara untuk mengklasifikasikan semua biota dan menjadi terkenal dengan nama sistem nomenklatur Linneaus, sistem ini berdasarkan pada kesamaan morfologi dengan urutan kategori menurut hirarki. Mulai dari kelompok besar sampai kepada yang terkecil. ( Romimohtarto, 2007).

Kelompok-kelompok hewan besar dinamakan filum ( phyla = jamak ; phylum = tunggal ) masing-masing mempunyai sifat umum yang khas. Filum-filum utama atau yang lebih umum dikenal adalah Protozoa, Porifera, Colelenterata, Arthopoda, Mollusca, Echinodermata, dan Chordota. Kelompok-kelompok yang biasa digunakan untuk membagi-bagi filum adalah Kelas, ordo, suku, marga dan jenis kadang beberapa kelompok digunakan untuk hewan-hewan tertentu, yakni dengan menambahkan super (induk) dan sub (anak) pada pembagian kelompok yang sudah baku dan divisi juga di gunakan pada hewan-hewan tertentu. (Romimohtarto, 2007).

Filum Annelida merupakan jenis cacing yang bersegmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur seperti saluran pencernaan terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral. Selain itu ciri pada annelida yang tidak terdapat pada hewan lain yang lebih primitif adalah rongga tubuh yang besar berisi cairan. Rongga ini disebut selom, seluruhnya dilapisi mesoderm. Pada filum annelida telah ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga kelas. Kelas yang terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing palolo. Kelas kedua adalah Oligochaeta yang etrmasuk di dalamnya adalah cacing tanah dan beberapa cacing air tawar. Kelas ketiga, Hirudinea terdiri atas lintah. (Kimball, 1983)

Hewan lunak atau filum mollusca merupakan hewan yang betubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur. Sebagian besar mollusca hidup di laut dan beberapa di darat. Filum ini terbagi menjadi beberapa kelas dan anak kelas, yaitu:

    1. kelas bivalvia : memiliki dua cangkang yang menyelubungi tubuhnya.
    2. kelas gastropoda : meliputi keluarga keong dan kerabatnya siput telanjang. Bergerak dengan kaki perut.
    3. kelas chepalopoda: bergerak dengan mendorong kepalanya menggunakan kaki (alat gerak) yang termodifikasi menjadi tentakel yang biasanya memiliki alat penghisap. (Castro, 2005)
    4. kelas schapoda: "siput gigi" yang merupakan kelas kecil mollusca yang menghabiskan hidupnya terbenam di pasir.
    5. kelas polyplacopora: cangkangnya terdiri atas beberapa (biasanya delapan) lempeng terpisah yang timpang tidih. Contoh organismenya adalah Chiton sp.
    6. kelas monoplacopora: secara internal bersegmen yang sama seperti annelida, contohnya adalah Neopilina sp.(Kimball, 2005)

Filum arthropoda merupakan hewan yang memiliki kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Memiliki ciri-ciri bilateral simetris alat reproduksi terpisah, memiliki alat pencernaan sempurna, memiliki alat indera berupa mata facet dan mata ocelus, tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala, dada, dan perut. Filum ini terbagi menjadi lima kelas yaitu:

1. kelas arachnoidea: hewan-hewan kelas ini berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainya,tetapi dalam beberapa hal memiliki kesamaan yaitu:mereka tidak memiliki antena,tidak memiliki rahang yang sebenarnya,pasangan kaki pertama berupa capit yang dinamakan dengan kalisera(chelicera),dan tubuhnya biasanya terbagibagian depan,kepala-dada,dan bagian belakangabdomen.

2. kelas diplophoda: tubuh dapat dibedakan antara chepal,thorax,dan abdomen,tubuh berbentuk subsilindris,terdiri atas 25-100 segmen atau disebut diplosegmen dan jumlah tersebut tergantung spesiesnya. Pada thorax 1,2,3 trdapat sepasang apendix dan pada abdomen terdapat dua pasang apendix. Pada chepal terdapat sepasang antena pendek dan sepasang mata yang masing-masing terdiri atas sekelompok mata sederhana.contoh hewanya adalah: polydesmus sp atau kaki seribu.

3. kelas crustacea: Crustaceae merupakan hewan dengan kulit yang keras, yang terdiri dari zat kitin. Ciri utama hewan ini adalah mempunyai kepala-dada yang bersatu (cephalotoraks) dan perut (abdomern). Yang terdiri dari segmen-segmen (chepal 5, thorax 8 dan abdomen 6). Cephalothorax dilindungi oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakn rostrum. Mempunyai antenula dan antenna sebagai struktur indera. Dibawah rotrum terdapat mata bertangkai yang dapay digerakkan. Mulut terdapat pada permukaan ventral, dekat posterior kepala terdapat mandibula, sedangkan anus terletak dibagian ventral, telson terletak dibagian ujung posterior abdomen, uropod. Terdapat beberapa kaki renang dan kaki jalan, kaki jalan pertama termodifikasi menjadi cheliped. Hewan yang termasuk kelas ini adalah Uca sp. Penaeus sp.

4. kelas insecta: sering disebut serangga atau hesaphoda yang berasal dari kata heksa berarti 6,dan kata podos berarti pasang mata kaki,heksapoda berarti hewan berkaki enam. Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala,dada,dan perut. Pada kepala terdapat satu facet(majemuk),mata tunggal (ocellus),dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Alat mulut disesuaikan untuk:mengunyah,menghisap menjilat,dan menggigit. Dada atau thorax terdiri dari tiga ruas yaitu:prothorax,mesothorax,dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.

5. kelas chilophoda: tubuh dapat dibedakan chepal,thorax,dan abdomen. Tubuh pipih dorso-ventral ,terdiri atas 15-173 segmen,yang setiap segmenya memiliki sepasang kaki,kecuali pada dua segmen terakhir dan satu segmen tepat dibelakang kepala. Segmen tersebut membawa sepasang cakar racun yang disebutmaksilapoda yang digunakan untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang,sepasang mandibula,dan dua pasang maxila.hewan ini berkelamin terpisah. Contoh: Scolopendra sp(lipan/kelabang). .(Tim Praktikum Sistematika Avertebrata, 2010).

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Regenwurm1.jpg/250px-Regenwurm1.jpgPheterima sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Clitellata

Subclass : Oligochaeta

Order : Haplotaxida

Family : Megascolecidae

Genus : Pheretima

Spesies : Pheretima sp

Deskripsi :

Habitat di tanah lembab, tubuh bersegmen, sistem syaraf tangga tali, klitelum terdapat pada segmen ke-15, organ jantan ada di segmen ke-14, dan female gonopore ada di segmen ke-17 mulut berbentuk celah pada bagian anterior di bawah penjuluran dorsal yang disebut prostomium. (Oemarjati, 1991).

2. Achatina fulica

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Polmonata

Order : Stylommathopora

Family : Achatinidae

Genus : Achatina

Species : Achatina fulica, Ferussac 1821

Deskripsi :

Hidup terestrial kadang herbifor, tidak memiliki operkulum, Bekicot (Achatina fulica) memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya, serta bergerak lambat menggunakan kakinya. Bagian-bagian morfologi bekicot meliputi tentakel dorsal, mata, kepala, tentakel, kaki perut, sutura, apex dan ada yang mempunyai garis pertumbuhan pada cangkangnya. (Oemarjati, 1991).

3. Murex sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Prosobranchia

Order : Muricidae

Family : Muricidae

Genus : Murex

Species : Murex sp Linnaeus 1758

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, lapisan luar cangkang dipenuhi garis-garis spiral dan duri-duri, spire pendek, duri dan gigi menebal ke arah bibir luar cangkang, siphonal canal sangat panjang, kepala dilengkapi probosis retrakil yang panjang serta tentakel pendek. (Oemarjati, 1991).

4. Cypraea sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Order : Neotaeniglosa

Family : Cypraeidae

Genus : Cypraea

Species : Cypraea sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pasang-surut di antara batu karang yang banyak ditumbuhi alga, bentuk cangkang bulat telur dengan permukaan yang licin dan mengkilap, bentuk spiral tidak terlihat, bibir luar (aperture) dan dalam berwarna putih serta bergerigi. (Oemarjati, 1991).

5. Anadara sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Bivalvia

Order : Arcoida

Family : Arcidae, Lamarck 1809

Genus : Anadara, Gray 1847

Species : Anadara sp

Deskripsi :

Habitat di pantai, memiliki 2 cangkang berwarna putih, jalur-jalur radial yang terpusat ke arah umbo. Bergerak dengan kaki otot yang berbentuk seperti kapak. (Oemarjati, 1991).

6. Turbo sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda, Cuvier 1797

Subclass : Prosobranchia

Order : Archaeoastropoda

Family : Turbonidae

Genus : Turbo

Species : Turbo sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, lapisan luar berwarna coklat keabuan dengan belang-belang coklat tua dan dilingkari jalur-jalur berwarna hijau tua, permukaan cangkang agak kasar dan mengkilap. (Oemarjati, 1991).

7. Loligo sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Cephalopoda

Subclass : Coleoida

Order : Theutida

Family : Loliginidae

Genus : Loligo

Species : Loligo sp

Deskripsi :

Habitat di laut, cangkang terletak di dalam rongga mantel, berwarna putih transparan, tubuh langsing meruncing, mantel berwarna putih dengan bintik-bintik ungu, memiliki 6 lengan dan 2 tentakel yang panjang, juga memiliki siphon di dekat kepala dan 2 sayap lateral di bagian posterior. (Oemarjati, 1991).

8. Conus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Order : Neogastropoda

Family : Conoidae

Genus : Conus, Linnaeus 1758

Species : Conus sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pantai yang berlumpur, cangkang berbentuk khas yang meruncing, spire sangat pendek, body whorl agak besar dan panjang, kepala dengan sepasang tentakel, gigi radula berkembang menjadi penyengat untuk menyerang dan melumpuhkan mangsa. (Oemarjati, 1991).

9. Argiope sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Aracnida

Order : Araneae

Family : Araneidae

Genus : Argiope

Species : Argiope sp

Deskripsi :

Memiliki 4 pasang kaki + 1 pasang pedipalpus yang terdapat pada chepalothorax, pedipalpus à alat peraba dan pertahanan diri, spinneret àmenghasilkan benang. (Oemarjati, 1991).

10. Valanga sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Orthoptera

Family : Acridiodea

Genus : Valanga

Species : Valanga sp

Deskripsi :

Jenis sayap tebal dan tipis, jumlah sayap 3 pasang, mata ocelus dan majemuk, ovipositor jantan tertutup sedangkan betina terbuka, kaki 3 pasang di bagian thorax, mulut tipe pengigit dan pengunyah. (Oemarjati, 1991).

11. Apis indica

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Hymenoptera

Family : Apidae

Genus : Apis

Species : Apis indica

Deskripsi :

Memiliki 2 pasang sayap yang berselaput, bentuk mulut menggigit dan menghisap, mata majemuk, kaki 3 pasang di bagian thorax. (Oemarjati, 1991).

12. Aeshna sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda

Order : Odonata

Suborder: Anisoptera

Family : Aehnidae

Genus : Aeshna

Species : Aeshna sp

Deskripsi :

Memiliki dua pasang sayap bermembran, mulut tipe mengigit, mata majemuk, kaki 3 pasang pada thorax. (Oemarjati, 1991).

13. Periplaneta sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Blattodea

Family : Blattodae

Genus : Periplaneta

Species : Periplaneta sp

Deskripsi :

Habitat di tempat gelap, memiliki 2 pasang sayap, bentuk mulut tipe mengigit, mata majemuk, kaki 3 pasang pada thorax. (Oemarjati, 1991).

14. Papilio sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Papilionidae

Genus : Papilio

Species : Papilio sp

Deskripsi :

Memiliki 2 pasang sayap tipis seperti selaput, 2 jenis antena 1 pasang antenula dan 1 pasang antena, bentuk mata majemuk, 3 pasang kaki di bagian thorax dan abdomen. (Oemarjati, 1991).

15. Spirobolus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Diplopoda

Order : Chilognata

Family : Julidae

Genus : Spirobollus

Species : Spirobollus sp

Deskripsi :

Habitat Kaki Seribu terdapat di serasah, tubuh bersegmen dengan jelas, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki, alat pertahanan diri dengan menggulung. (Oemarjati, 1991).

16. Scolopendra sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Chilopoda

Order : Scolopendromorpha

Family : Scolopendridae

Genus : Scolopendra

Species : Scolopendra sp

Deskripsi :

Dikenal dengan nama kelabang, habitat pada serasah, memiliki segmen yang jelas, setiap segmen memiliki sepasang kaki, pada bagian anterior memiliki sepasang poison claw, mata ocelus. (Oemarjati, 1991).

17. Uca sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Crustaceae

Order : Decapoda

Family : Ocypodidae

Genus : Uca

Species : Uca sp

Deskripsi :

Habitat yuyu ini ada di sungai, memiliki 5 pasang kaki satu pasang termodifikasi menjadi chelliped, 3 pasang untuk jalan, sepasang sebagai penopang tubuh, letak kaki pada abdomen, mata majemuk bertangkai. (Oemarjati, 1991).

18. Penaeus sp

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Malacostraca

Order : Decapoda

Family : Penaeuidae

Genus : Penaeus

Species : Penaeus sp

Deskripsi :

Habitat di daerah pesisir atau bisa di tambak, memiliki kaki renang 5 pasang (pleopod), dan 6-7 pasang kaki renang (peripod), letak kaki pada setiap segmen, mata majemuk bertangkai. (Oemarjati, 1991).

B. Pembahasan

DSC00349.JPGLokasi yang digunakan dalam observasi hewan avertebrata adalah di bumi perkemahan Babarsari dan Pantai Siung. Kondisi geografis bumi perkemahan Babarsari berbatasan dengan jalan raya di bagian selatan, sungai di bagian utara, lapangan bola di barat, dan sebelah timur berbatasan dengan sawah. Koordinat nya Lintang Selatan: -7.757174, Bujur Timur:110.400066 Desa Condong Catur , Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah ini dibagi menjadi tiga plot pengambilan objek, yaitu kawasan tanah lapang, kebun, dan sawah. Di daerah tanah lapang kami mendapatkan hewan-hewan berupa serangga dari filum arthropoda yaitu Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp. Sedangkan di sekitar kebun kami mendapatkan Spirobolus sp, Scolopendra sp yang ditemukan di serasah-serasah daun yang membusuk dan Periplaneta sp yang ada di sela-sela tanah di bawah pohon, serta beberapa mollusca dan satu dari annelida di kebun yaitu Pheretima sp dan Achatina fulica. Uca sp, dan Penaeus sp dari filum atrhropoda, kami dapatkan di kawasan sawah tepatnya di sungai sekitar sawah.

Lokasi Pantai Siung berada di kawasan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul sekitar 70 km dari pusat kota Yogyakarta. Selain terkenal dengan pasir putih dan karangnya, ternyata di balik karang-karang dan di hamparan pasir banyak ditemukan hewan-hewan avertebrata air. Dengan membagi kawasan pengamatan menjadi dua plot yaitu pesisir pantai dan karang, kami mendapatkan beberapa hewan Mollusca, yaitu Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, Anadara sp, dan Loligo sp.

Setelah pengambilan objek pengamatan, maka selanjutnya adalah tahap pengidentifikasian dan pengklasifikasian. Dengan bantuan literatur dan asisten maka setiap objek dapat diketahui klasifikasi dan deskripsinya. Namun, kami menemukan satu hewan yang belum kami ketahui namanya, hewan tersebut ditemukan di daerah sekitar kebun. Bentuknya menyerupai mollusca dan setengah annelida.

Selanjutnya setelah diketahui identitas dan kedudukan objek dalam takson, kami melakukan tahap pengkoleksian yaitu dengan awetan basah dan kering. Sebelum diawetkan masing-masing hewan dimatikan terlebih dahulu dengan cara dibius kloroform, kemudian untuk awetan basah disimpan dalam stoples berisi formalin 4%. Hewan yang kami jadikan awetkan basah adalah Loligo sp, Spirobolus sp, Scolopendra sp, Pheretima sp dan Achatina fulica, Uca sp, dan Penaeus sp. Sedangkan awetkan kering terdiri dari Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp dan Periplaneta sp yang disatukan dalam boks insektarium. Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, dan Anadara sp disimpan tersendiri dalam plastik-plastik kecil. (Gambar awetan terlampir)

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Keanekaragaman hayati dapat dipelajari secara langsung di alam baik di darat maupun di laut

2. Identifikasi dilakukan dengan cara mendeskripsikan ciri khas atau karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing spesies.

3. Keanekaragaman hewan dikelompokkan dalam takson-takson yang mana setiap tingkatan takson menampakkan karakteristrik yang khas. Dalam observasi ini kami mendapatkan delapan belas spesies dari tiga filum yaitu tujuh spesies dari filum mollusca yang terdiri dari Conus sp, Turbo sp, Murex sp, Cypraea sp, Anadara sp, Lloligo sp dan Achatina fulica, sepuluh dari filum arthropoda yang terdiri dari Aeshna sp, Valanga sp, Argiope sp, Apis indica, dan Papillo sp, Spirobolus sp, Scolopendra sp, Periplaneta sp, Uca sp, Penaeus sp, dan satu dari filum annelida yaitu Pheretima sp.

4. Awetan hewan dapat dibagi dua yaitu awetan basah yang mana dimasukkan ke dalam toples berisi formalin dan awetan kering yang disimpan dalam boks insektarium.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, 1994. Zoologi Dasar. Jakarta. Penerbit Erlangga

Castro, Peter dan Michael Huber. 2005. Marine biologi. New York: The McGraw Hill Companies.

Kimball, John W. 1983. Bologi, jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Oemarjati, Boen S. 1990. Taksonomi Hewan Avertebrata. Yogyakarta: UGM Press

Romimohtarto, Kasijan. 2005. Biologi Laut:Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan Anggota IKPI

Suwignyo, dkk.

Tim Praktikum Sistematika Avertebrata. 2010. Petunjuk Praktikum Sistematika Avertebrata. Yogyakarta: UIN Press.

.

www.wikimaps.com

LAMPIRAN




(Insektarium)




(awetan basah)

2 komentar: